Tim Aurora-01 Politeknik 17 Agustus 1945 Surabaya Berangkat ke Bandung Ikuti KMLI 2017

, 21 November 2017 - 11:22:15 WIB
Dibaca: 794 kali

Tim mobil listrik AURORA-01 Politeknik 17 Agustus 1945 Surabaya berangkat ke Bandung untuk mengikuti Kompetisi Mobil Listrik Indonesia (KMLI) 2017. KMLI ke-9 yang diikuti oleh 24 tim tersebut akan berlangsung pada tanggal 23-25 November 2017.

Ketua Tim AURORA-01 Muhammad Airul Ayyub saat ditemui warta17agustus.com mengatakan, sebelum timnya dinyatakan lolos seleksi untuk mengikuti kompetisi, terlebih dahulu harus lolos proposal. Mahasiswa semester 5 ini juga optimis bisa mengikuti kompetisi dengan maksimal.

“Didalam sebuah kompetisi pasti ingin menjadi pemenang, untuk itu kami akan melakukan yang terbaik dan semaksimal mungkin,” ungkapnya.

Mobil listrik yang diberi nama AURORA-01 tersebut memiliki fitur canggih berupa Regenerative Breaking System, yang dapat mengubah energi kinetik menjadi energi listrik ketika melakukan pengereman. Selain itu, mobil listrik pertama Politeknik UNTAG Surabaya ini memiliki pengapian dari  baterai yang akan ter-charge otomatis sewaktu pengemudi mengerem kendaraan.

“Jika baterai mobil listrik terisi penuh, akan cukup untuk menempuh jarak sekitar 30 kilometer. Karena menggunakan suspensi independen, maka ketika melewati jalanan bergelombang pun, tidak akan terasa adanya goncangan sehingga pengendara bisa lebih nyaman,” katanya. Saat ini Ayyub duduk di mahasiswa semester V.

Menurut mahasiswa Teknik Listrik Industri itu kelebihan lain yang dimiliki oleh AURORA-01 adalah terdapat dua motor listrik yang mana masing-masing motor listrik menggerakkan satu roda. Memang dalam menyeimbangkan power steeringnya dibutuhkan ketelitian dan ketekunan karena agak susah.

Sementara itu, Direktur Politeknik 17 Agustus 1945 Surabaya Ir. Gatut Budiono, M.Sc menjelaskan, didalam melakukan perakitan mobil listrik tersebut dibutuhkan waktu yang cukup lama. Hal ini dikarenakan perakitan mobil listrik dimulai dari nol, dan bukan modifikasi.

“Dibutuhkan waktu sekitar enam bulan hanya untuk riset mengenai penghitungan rangka, desain, dan kapasitas mobil listrik. Untuk perakitan atau pabrikasi dilakukan selama dua bulan. Jadi, total secara keseluruhan ada delapan bulan,” jelasnya.

Lebih lanjut dia mengungkapkan, mobil listrik yang dalam proses pembuatannya menghabiskan dana sekitar Rp 70 juta tersebut mampu melaju dengan kecepatan 70 kilometer per jam.

“Ini belum sempurna, maka selanjutnya akan dilakukan riset untuk menyempurnakan yang sudah ada saat ini. Memang akan lebih bagus lagi jika hasil karya anak bangsa bisa diproduksi secara masal, bukan hanya sekedar prototype,” tutup Ir. Gatut.


Untag Surabaya || Fakultas Vokasi Untag Surabaya|| SIM Akademik Untag Surabaya || Elearning Untag Surabaya